Friday, February 22, 2019

Pengertian Santri

KH Mustofa Bisri (Gus Mus) memberikan definisi tersendiri tentang makna seorang santri. Terapat enam definisi yang disampaikan Gus Mus.

"Santri adalah murid kiai yang dididik dengan kasih sayang untuk menjadi mukmin yang kuat (yang tidak goyah imannya oleh pergaulan, kepentingan, dan adanya perbedaan)," kata Gus Mus  melalui akun media sosialnya, Senin (22/10).

Santri juga adalah kelompok yang mencintai negaranya, sekaligus menghormati guru dan orang tuanya kendati keduanya telah tiada.

"Yang mencintai tanah airnya (tempat dia dilahirkan, menghirup udaranya, dan bersujud di atasnya) dan menghargai tradisi-budaya-nya.  Yang menghormati guru dan orang tua hingga tiada," lanjut Gus Mus.

Seorang santri, lanjut Gus Mus adalah kelompok orang yang memiliki kasih sayang pada sesama manusia dan pandai bersyukur.

"Yang menyayangi sesama hamba Allah; yang mencintai ilmu dan tidak pernah berhenti belajar (minal mahdi ilãl lahdi); Yang menganggap agama sebagai anugerah dan sebagai wasilah mendapat ridha tuhannya. Santri ialah hamba yang bersyuku," kata Gus Mus.


sumber : http://www.nu.or.id

Pengertian Ruqyah

Pengertian Ruqyah

Ruqyah secara etiomolog : ar-Ruqyah (الرُّقْيَةُ) bentuk jamaknya Ar-Ruqaa (الرُّقَي) artinya Jampi, Mantera, Suwuk, Rapal. Terkadang bermakna Azimah (Jimat), dalam Lisanul Arob Ruqyah di definiskan sebagai setiap jampi jampi yang baik, Al-Fairuz Abadi berkata: ''Yang dimaksud 'azimah-'azimah adalah ruqyah-ruqyah .  Imam Ibn al-Mandzur mengatakan:
 قال ابن منظور: والرقية: العوذة، معروفة، والجمع رقى. وتقول: استرقيته فرقاني رقية، فهو راق ... يقال: رقى الراقي رقية ورقيا إذا عوذ ونفث في عوذته“

“ Ruqyah : doa perlindungan, jamaknya ruqaa. Kita katakan: Aku meminta ruqyahnya dan ia meruqyahku ia disebut raqi... Dikatakan : peruqyah meruqyah dengan suatu jampi artinya adalah ia meminta perlindungan dan menghembuskan nafas dalam doanya”.

Secara Istilah adalah :

هي دعاء و تعويذ بقراءة شيءٍ من القرآن الكريم وأسماء الله وصفاته مع الأدعية الشرعية باللسانالعربي أو ما يعرف معناه مع النفث ؛ لرفع العلة والمرض او لجميع الحاجات المختلفة

“ Ruqyah yakni doa dan perlindungan (penjagaan) dengan membaca ayat-ayat al-Quran al-Karim, Nama-Nama Allah dan Sifat-Sifat-Nya, disamping doa-doa syari yang menggunakan bahasa arab atau selain bahasa arab yang diketahui maknanya, disertai hembusan nafas; untukmenghilangkan penderitaan, penyakit atau untuk semua macam hajat.”

Al-Hafidz Ibnu Hajar mengatakan :

 الرقية كلام يستشفى به من كل عارض

“Ruqyah adalah ucapan yang dibacakan untuk kesembuhan segala macam gangguan atau penyakit “  Ath-Thibi mengatakan :

 ما يرقى به من الدعاء لطلب الشفاء

“ Doa apapun yang dibacakan untuk kesembuhan “

Al-Hafidz Ibnu Atsir mengatakan :

 الرُّقْيَة : العُوذة التي يُرْقى بها صاحب الآفة كالحُمَّى والصَّرع وغير ذلك من الآفات

“ Ruqyah adalah perlindungan yang dibacakan kepada orang yang tertimpa penyakit seperti demam, kesurupan dan penyakit lainnya “.

Sedangkan Al-jauhari dalam al Misbah 1/232 mendefinisikan Ruqyah adalah setiap matra matra perlindungan disertai tiupan yang ringan.

Dapat dikatakan Ruqyah doa dan bacaan-bacaan yg mengandung permintaan tolong dan perlindungan kepada Alloh SWT untuk mencegah atau mengangkat bala/penyakit dari tubuh. Meskipun terkadang doa atau bacaan itu disertai dengan sebuah tiupan dari mulut ke kedua telapak tangan atau anggota tubuh orang yg meruqyah atau yg diruqyah.
maka apa yang dilakukan para sesepuh kita dahulu dan para kyai semisal membacakan doa dengan media air lalu diminumkan ke pasien atau dengan tiupan setelah berdoa atau memegang kepala dengan didoakan, adalah sudah termasuk ruqyah yang diperbolehkan. Asalkan bacaannya sesuai yang dianjurkan oleh syareat dan tekhniknya juga tidak melanggar syareat, maka sudah dianggap ruqyah syariyyah.

Maka dari itu *Ruqyah tidak identik dengan kesurupan* karena ruqyah adalah metode pengobatan untuk sgl macam penyakit baik Ruhani ataupun jasmani.

Kalaupun terjadi reaksi sbgmana kesurupan, itu adalah salah satu reaksi ruqyah yg biasanya identik dg penyakit ruhani.

والله اعلم، الله الشافي الله المعافي الله المستعان


sumber : ruqyahaswajademak

Pengertian Pemimpin




            Suradinata (1997:11) berpendapat bahwa pemimpin adalah orang yang memimpin kelompok dua orang atau lebih, baik organisasi maupun keluarga. Sedangkan kepemimpinan adalah kemampuan seorang pemimpin untuk mengendalikan, memimpin, mempengaruhi fikiran, perasaan atau tingkah laku orang lain untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.


Sedangkan kepemimpinan adalah merupakan suatu kemampuan yang melekat pada diri seorang yang memimpin yang tergantung dari macam-macam faktor, baik faktor intern maupun faktor ekstern. Pemimpin jika dialihbahasakan ke bahasa Inggris menjadi "LEADER", yang mempunyai tugas untuk LEAD anggota di sekitarnya. Sedangkan makna LEAD adalah:



1. Loyality, seorang pemimpin harus mampu membangkitkan loyalitas rekan kerjanya dan memberikan loyalitasnya dalam kebaikan..
2. Educate, seorang pemimpin mampu untuk mengedukasi rekan-rekannya dan mewariskan pada rekan-rekannya.
3. Advice, memberikan saran dan nasehat dari permasalahan yang ada.
4. Discipline, memberikan keteladanan dalam berdisiplin dan menegakkan kedisiplinan dalam setiap aktivitasnya.


sumber : www.djkn.kemenkeu.go.id



Hadis Tentang Pemimpin


عَنْ عَبْدِ اللَّهِ، قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:


كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ. فَالإمَامُ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ، وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ، وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ زَوْجِهَا وَهِيَ مَسْئُولَةٌ، وَالْعَبْدُ رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ. أَلاَ فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ.




Dari Abdullah, Nabi ﷺ bersabda:


Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawabannya. Seorang imam adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawabannya. Seorang laki-laki adalah pemimpin atas keluarganya dan ia akan dimintai pertanggungjawabannya. Seorang wanita adalah pemimpin atas rumah suaminya, dan ia pun akan dimintai pertanggungjawabannya. Seorang budak juga pemimpin atas harta tuannya dan ia juga akan dimintai pertanggungjawabannya. Sungguh setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawabannya.(HR.Al-Bukhori :4789)



Berikut  ini    ayat- ayat  al-Quran  yang  menunjukkan  dengan  jelas  larangan  memilih pemimpin non Muslim bagi wilayah yang mayoritas penduduknya Muslim. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman yang artinya:


1. Surat Ali Imron Ayat 28



لاَّ يَتَّخِذِ الْمُؤْمِنُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاء مِن دُوْنِ الْمُؤْمِنِينَ وَمَن يَفْعَلْ ذَلِكَ فَلَيْسَ مِنَ اللّهِ فِي شَيْءٍ إِلاَّ أَن تَتَّقُواْ مِنْهُمْ تُقَاةً وَيُحَذِّرُكُمُ اللّهُ نَفْسَهُ وَإِلَى اللّهِ الْمَصِيرُ


“Janganlah  orang-orang  mukmin  mengambil  orang-orang  kafir  menjadi  WALI (waly) pemimpin, teman setia, pelindung) dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali karena (siasat) memelihara  diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya, dan hanya kepada Allah kamu kembali.” (QS:  Ali Imron [3]: 28)


2. Surat An Nisa' Ayat 144



يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تَتَّخِذُواْ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاء مِن دُونِ الْمُؤْمِنِينَ أَتُرِيدُونَ أَن تَجْعَلُواْ لِلّهِ عَلَيْكُمْ سُلْطَاناً مُّبِيناً


“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi WALI (pemimpin) dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah kami ingin mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu)?” (QS:  An Nisa’ [4]: 144)


3. Surat Al Maidah Ayat 57



يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تَتَّخِذُواْ الَّذِينَ اتَّخَذُواْ دِينَكُمْ هُزُواً وَلَعِباً مِّنَ الَّذِينَ أُوتُواْ الْكِتَابَ مِن قَبْلِكُمْ وَالْكُفَّارَ أَوْلِيَاء وَاتَّقُواْ اللّهَ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ


“Hai   orang-orang  yang  beriman,  janganlah  kamu  mengambil  orang-orang  yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik) sebagai WALI (pemimpinmu).  Dan  bertakwalah kepada Allah  jika  kamu betul-betul orang-orang yang beriman.” (QS:  Al-Ma’aidah [5]: 57)


4. Surat At Taubah Ayat 23



يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تَتَّخِذُواْ آبَاءكُمْ وَإِخْوَانَكُمْ أَوْلِيَاء إَنِ اسْتَحَبُّواْ الْكُفْرَ عَلَى الإِيمَانِ وَمَن يَتَوَلَّهُم مِّنكُمْ فَأُوْلَـئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ


“Hai orang-orang beriman, janganlah kamu jadikan bapak-bapak dan saudara- saudaramu   menjadi   WALI   (pemimpin/pelindung)   jika   mereka   lebih   mengutamakan kekafiran atas keimanan, dan siapa di antara kamu yang menjadikan mereka WALI, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS: At-Taubah [9]: 23)




5. Surat Al Mujaadalah Ayat 22


لَا تَجِدُ قَوْماً يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آبَاءهُمْ أَوْ أَبْنَاءهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ أُوْلَئِكَ كَتَبَ فِي قُلُوبِهِمُ الْإِيمَانَ وَأَيَّدَهُم بِرُوحٍ مِّنْهُ وَيُدْخِلُهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ أُوْلَئِكَ حِزْبُ اللَّهِ أَلَا إِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْمُفْلِحُونَ


“Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan rasul-Nya, sekali pun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara atau pun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada- nya. dan dimasukan-nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. allah ridha terhadap mereka, dan mereka pun merasa  puas terhadap (limpahan rahmat)-nya. mereka itulah golongan allah. ketahuilah, bahwa  sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung.” (QS:  Al Mujaadalah [58] : 22)


6. Surat An Nisa' Ayat 138-139



بَشِّرِ الْمُنَافِقِينَ بِأَنَّ لَهُمْ عَذَاباً أَلِيماً


الَّذِينَ يَتَّخِذُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاء مِن دُونِ الْمُؤْمِنِينَ أَيَبْتَغُونَ عِندَهُمُ الْعِزَّةَ فَإِنَّ العِزَّةَ لِلّهِ جَمِيعاً


“Kabarkanlah kepada orang-orang MUNAFIQ bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih. (Yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi WALI (pemimpin/teman penolong) dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu ? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah.” (QS: An-Nisa’ [4]: 138-139)


Masih ada beberapa ayat dalam al-Quran yang menegaskan larangan memilih non Muslim (kafir) sebagai bagi kaum Muslimin yang juga menggunakan pilihan kata WALI sebagaimana ayat di atas. Di antara ayat-ayat tersebut adalah : QS. Al Maidah: 51, QS Al-Maidah: 80-81, QS Al-Mumtahanah: 1 dsb.


Dari beberapa ayat di atas, Allah Subhanahu Wata’ala menggunakan pilihan kata pemimpin dengan kata WALI. Padahal ada begitu banyak padanan kata pemimpin dalam bahasa arab selain kata wali. Misalnya kata Aamir, Raa’in, Haakim, Qowwam, Sayyid dsb. Mengapa Allah gunakan pilihan kata pemimpin dalam tersebut dengan kata WALI?


Jawabnya adalah karena barangkali secara bahasa, kata Waliy (WALI) ini memiliki akar kata yang sama dengan kata wilaayatan (wilayah/daerah). Karena itu, penggunakan kata waliydalam berbagai ayat di atas mengindikasikan bahwa definisi pemimpin yang dimaksud ayat-ayat di atas adalah pemimpin yang bersifat kewilayahan. Dengan kata lain, non Muslim yang dilarang umat Islam memilihnya menjadi pemimpin adalah pemimpin yang menguasai suatu wilayah milik kaum Muslimin.




Sifat Wajib Allah




1.         Wujud (Ada)
2.         Qidam (Terdahulu)
3.         Baqa’ (Kekal)
4.         Mukhoolafatul lil hawaadist (Berbeda)
5.         Qiyamuhu Binafsih (Berdiri Sendiri)
6.         Wahdaniyah (Tunggal)
7.         Qudrat (Berkuasa)
8.         Irodat (Berkehendak)
9.         Ilmun (Mengetahui)
10.       Hayat (Hidup)
11.       Sama’ (Mendengar)
12.       Bashar (Melihat)
13.       Kalam (Berfirman)
14.       Qoodirun (Berkuasa)
15.       Muriidun (Berkehendak)
16.       ‘Alimun (Mengetahui)
17.       Hayyun (Hidup)
18.       Samii’un (Mendengar)
19.       Bashiirun (Melihat)
20.       Mutakallimun (Berbicara)



Berikut dalil dan penjelasannya:
1.      Wujud (Ada)

Sifat wajib Allah SWT yang pertama adalah wujud yang aritinya ada. Maksudnya yaitu Allah SWT itu dzat yang pasti ada. Dia berdiri sendiri, dan tidak diciptakan oleh siapapun, serta tidak ada Tuhan selain Allah SWT.“Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku“ (QS. Thaha: 14).

2.      Qidam (Terdahulu)

Sifat wajib Allah SWT yang kedua adalah sifat qidam yang memiliki arti terdahulu. Allah SWT ada dari sebelum segala sesuatu diciptakan olehnya, dan tidak ada pendahulu sebelumnya. Allah SWT juga lah yang menciptakan segala sesuatu.“Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Zhahir dan Yang Bathin, dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS.Al-Hadid: 3).

3.      Baqa’ (Kekal)

Yang ketiga yaitu baqa’, artinya adalah kekal. Maksudnya Tidak akan mati, punah apalagi binasa, karena Allah SWT itu maha kekal. Dia akan selalu tetap ada selama-lamanya.“Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan” ( QS. Ar-Rahman :27 ).
4.      Mukhoolafatul lil hawaadist (Berbeda)
Yang keempat adalah mukhoolafatul lil hawaadist artinya berbeda dengan makluk ciptaanya. Banyak sekali makluk ciptan Allah SWT, dari kita manusia sampai makhluk-makhluk yang tidak terlihat oleh mata kita. Tetapi tidak ada satupun makluk yang menyerupai Allah SWT.“Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.” (QS. Al-Ikhlas: 4).

5.      Qiyamuhu Binafsih (Berdiri Sendiri)
Yang kelima adalah qiyamuhu binafsih, yang berarti berdiri sendiri. Sama sekali tidak berketergantungan oleh siapapun dala segala hal, apalagi membutuhkan petolongan, itulah sifat Allah SWT.Bahkan, jika seluruh umat manusia ini tidak ada yang beriman atau beribadah kepada Allah SWT, dia tidak akan merasa kerugian sekecilpun. Subhanallah.“Dan barangsiapa yang berjihad, Maka Sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (Tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (Qs. Al-Ankabuut :  ).
6.      Wahdaniyah (Tunggal)
Selanjutnya adalah sifat wahdaniyah yang memiliki arti esa atau tunggal. Jadi, Allah SWT hanya ada satu dan tidak ada sekutu baginya.“Dia-lah Allah, yang Maha Esa” (QS. Al-Ikhlas: 1).
7.      Qudrat (Berkuasa)
Qudrat yang berarti bekuasa. Maksudnya Allah SWT itu maha berkuasa atas segala sesuatu yang dikendakinya.“Sekiranya ada di langit dan di bumi Tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai ‘Arsy daripada apa yang mereka sifatkan.” (QS. Al-Anbiya: 22).
8.      Irodat (Berkehendak)
Sifat berikutnya ialah irodat yang memiliki arti berkehendak. Maksudnya Allah SWT maha berkehendak atas segala sesuatu, dan sangat berhak menentukan segala sesuatu tersebut. Apabila Allah SWT sudah berkehendak, maka pasti akan terjadilah.“Maha Kuasa berbuat apa yang dikehendaki-Nya.” (Qs. Al-Buruuj : 16).
9.      Ilmun (Mengetahui)
Ilmu yang berarti  mengetahui adalah sifat Allah SWT yang selanjutnya. Maksudnya Allah SWT amat sangat tahu atas segala apapun yang ada dimanapun.Jikalau kita bersembunyi dan tidak ada satu orangpun yang tahu, sesungguhnya Allah SWT sangat mengetahuinya dengan jelas.Dan jika kita memabndingkan ilmu Allah SWT, amat sangat tidak bisa dibandingkan. Karena semua ilmu yang dimiliki manusia di dunia ini, amat sangat tidak ada apa-apanya jiga dibandingkan dengan ilmu Allah SWT. Serta segala ilmu yang baik itu berasal dari Allah SWT.“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.” (QS. Qaf: 16).
10.  Hayat (Hidup)
Hayat artinya Hidup, yakni bahwa Allah Maha Hidup.“Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) Yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya.” (QS. Al-Furqon: 58).
11.  Sama’ (Mendengar)
Allah Maha Mendengar. Baik yang diucapkan ataupun yang disembunyikan dalam hati, Allah mengetahui. Pendengaran Allah Ta’ala meliputi segala sesuatu.“Dan Allah-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Maidah: 76).
12.  Bashar (Melihat)
Bashar artinya melihat. Maksudnya Allah itu Maha Melihat segala sesuatu. Pengelihatan Allah tidak terbatas, Dia mengetahui apa-apa yang terjadi di dunia ini. Walaupun hanya sehelai daun yang jatuh.“Dan Allah Maha Melihat atas apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hujarat: 18).
13.  Kalam (Berfirman)
Allah itu berfirman. Dia bisa berbicara atau berkata-kata secara sempurna tanpa bantuan dari apapun. Terbukti dari adanya firmanNya dalam kitab-kitab yang diturunkan lewat para nabi. Salah satu Nabi yang pernah berbicara langsung dengan Allah Ta’ala adalah Nabi Musa ‘alaihissalam.“Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya.”  (QS. Al-A’raf: 143).
14.  Qoodirun (Berkuasa)
Qadiran berarti berkuasa. Allah itu Maha Kuasa atas segala sesuatu.“Hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali sinaran itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-Baqarah: 20).
15.  Muriidun (Berkehendak)
Allah Maha Berkendak atas segala sesuatu. Bila Allah sudah menakdirkan suatu perkara maka tidak ada yang bisa menolak kehendakNya.”Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki.” (QS.Hud: 107).
16.  ‘Alimun (Mengetahui)
Artinya Maha mengetahui. Dalilnya sama dengan dalil sifat Ilmu.
17.  Hayyun (Hidup)
Hayyan berarti hidup. Allah Maha hidup. Tidak mungkin bagi Allah Ta’ala untuk binasa. Dia selalu mengawasi hamba-hambaNya, tidak pernah lengah ataupun tidur.“Dan bertawakkallah kepada Allah Yang Hidup, yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa hamba-hamba-Nya.” (QS. Al-Furqon: 58).
18.  Samii’un (Mendengar)
Samii’un berarti bahwa Allah Maha Mendengar. Dalilnya sama dengan sifat “sama”.Allah melihat semua perbuatan hamba. Oleh karena itu orang yang beriman harus menjaga tingkah laku dan perbuatannya dari perbuatan buruk atau maksiat.
19.  Bashiirun (Melihat)
Bashiirun berarti bahwa Allah Maha Melihat. dalilnya sama dengan dalil sifat “Bashor”
20.  Mutakallimun (Berbicara)
Mutakallimun berarti bahwa Allah maha berbicara. Dalilnya sama dengan sifat ”kalam”.

sumber: kalimantanpers


Doa Masuk Masjid dan Doa Keluar Masjid



Doa Masuk Masjid

                                                                                                                        اَللّٰهُمَّ افْتَحْ لِيْ اَبْوَابَ رَحْمَتِكَ

Allahummaf tahlii abwaaba rohmatik

Artinya: "Ya Allah, bukalah untukku pintu-pintu rahmat-Mu"

Doa Keluar Masjid

                                                                                                                          اَللّٰهُمَّ اِنِّى اَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ

Allahumma innii asaluka min fadlik

Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya aku memohon keutamaan dari-Mu"

Doa Sebelum Belajar dan Doa Sesudah Belajar



Doa Sebelum Belajar

                                                                                                      يَارَبِّ زِدْنِىْ عِلْمًا وَارْزُقْنِىْ فَهْمًا

Yaa robbi zidnii 'ilman warzuqnii fahmaa

Artinya : "Ya Allah, tambahkanlah aku ilmu dan berikanlah aku rizqi akan kepahaman"

Doa Sesudah Belajar

                                              اَللّٰهُمَّ اِنِّى اِسْتَوْدِعُكَ مَاعَلَّمْتَنِيْهِ فَارْدُدْهُ اِلَىَّ عِنْدَ حَاجَتِىْ وَلاَ تَنْسَنِيْهِ يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ

Allaahumma innii astaudi'uka maa 'allamtaniihi fardud-hu ilayya 'inda haajatii wa laa tansaniihi yaa robbal 'alamiin

Artinya : "Ya Allah, sesungguhnya aku menitipkan kepada Engkau ilmu-ilmu yang telah Engkau ajarkan kepadaku, dan kembalikanlah kepadaku sewaktu aku butuh kembali dan janganlah Engkau lupakan aku kepada ilmu itu wahai Tuhan seru sekalian alam."

Doa Memohon Ilmu Yang Bermanfaat



اَللّٰهُمَّ اِنِّى اَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً 

Alloohumma innii as-aluka 'ilmaan naafi'aan wa rizqoon thoyyibaan wa 'amalaan mutaqobbalaan

Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepada-Mu ilmu yang berguna, rezki yang baik dan amal yang baik Diterima. (H.R. Ibnu Majah)"

Doa Keluar Rumah / Doa Bepergian


بِسْمِ اللهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ لاَحَوْلَ وَلاَقُوَّةَ اِلاَّ بِالله
Bismillaahi tawakkaltu 'alalloohi laa hawlaa walaa quwwata illaa bilaahi

Artinya: "Dengan menyebut nama Allah aku bertawakal kepada Allah, tiada daya kekuatan melainkan dengan pertologan Allah."

Doa Masuk Rumah


اَللّٰهُمَّ اِنّىْ اَسْأَلُكَ خَيْرَالْمَوْلِجِ وَخَيْرَالْمَخْرَجِ بِسْمِ اللهِ وَلَجْنَا وَبِسْمِ اللهِ خَرَجْنَا وَعَلَى اللهِ رَبّنَا تَوَكَّلْنَا
Allahumma innii as-aluka khoirol mauliji wa khoirol makhroji bismillaahi wa lajnaa wa bismillaahi khorojnaa wa'alallohi robbina tawakkalnaa

Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepada-Mu baiknya tempat masuk dan baiknya tempat keluar dengan menyebut nama Allah kami masuk, dan dengan menyebut nama Allah kami keluar dan kepada Allah Tuhan kami, kami bertawakkal"

Doa Ketika Bercermin


اَلْحَمْدُ ِللهِ كَمَا حَسَّنْتَ خَلْقِىْ  فَحَسِّـنْ خُلُقِىْ
Alhamdulillaahi kamaa hassanta kholqii fahassin khuluqii

Artinya: "Segala puji bagi Allah, baguskanlah budi pekertiku sebagaimana Engkau telah membaguskan rupa wajahku"


Doa Menyambut Sore Hari


اَللّٰهُمَّ بِكَ اَمْسَيْنَا وَبِكَ اَصْبَحْنَا وَبِكَ نَحْيَا وَبِكَ نَمُوْتُ وَاِلَيْكَ الْمَصِيْرُ
Alloohumma bika amsainaa wa bika ashbahnaa wa bika nahyaa wa bika namuutu wa ilaikal mashiir

Artinya : "Ya Allah, karena Engkau kami mengalami waktu petang dan waktu pagi, karena Engkau kami hidup dan mati dan kepada-Mu juga kami akan kembali."


Doa Menyambut Pagi hari



اَللّٰهُمَّ بِكَ اَصْبَحْنَا وَبِكَ اَمْسَيْنَا وَبِكَ نَحْيَا وَبِكَ نَمُوْتُ وَاِلَيْكَ النُّشُوْرُ
Alloohumma bika ashbahnaa wa bika amsainaa wa bika nahyaa wa bika namuutu wa ilaikan nusyuuru

Artinya : "Ya Allah, karena Engkau kami mengalami waktu pagi dan waktu petang, dan karena Engkau kami hidup dan mati dan kepada-Mu juga kami akan kembali."


Doa Menjelang Sholat Shubuh




اَللّٰهُمَّ اِنِّى اَعُوْذُ بِكَ مِنْ ضِيْقِ الدُّنْيَا وَضِيْقِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ
Alloohumma inni a'udzubika min dzhiiqid-dunyaa wa dzhiiqi yaumal-qiyaamati

Artinya: "Ya Allah! Sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kesempitan dunia dan kesempitan hari kiamat. (HR. Abu Daud)"

Doa Keluar Kamar Mandi Atau Toilet


غُفْرَانَكَ الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِىْ اَذْهَبَ عَنّى اْلاَذَى وَعَافَانِىْ
Ghufraanaka. Alhamdulillaahil ladzii adzhaba ‘annjil adzaa wa’aafaanii.

Artinya: "Dengan mengharap ampunanMu, segala puji milik Allah yang telah menghilangkan kotoran dari badanku dan yang telah menyejahterakan."

Doa Istinja


اَللّٰهُمَّ حَسِّنْ فَرْجِىْ مِنَ الْفَوَاخِشِ وَظَهِّرْ قَلْبِيْ مِنَ النِّفَاقِ
Alloohumma thahhir qolbii minan nifaaqi wa hashshin fajrii minal fawaahisyi

Artinya : "Wahai Tuhanku, sucikanlah hatiku dari sifat kepura-puraan (munafiq) serta peliharalah kemaluanku dari perbuatan keji"

Doa Masuk Kamar Mandi Atau Toilet



اَللّٰهُمَّ اِنّىْ اَعُوْذُبِكَ مِنَ الْخُبُثِ وَالْخَبَآئِثِ
Alloohumma Innii a'uudzubika minal khubutsi wal khoaaitsi

Artinya: "Ya Allah, aku berlindung pada-Mu dari godaan syetan  laki-laki dan setan perempuan"


Doa Bangun Tidur



اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِىْ اَحْيَانَا بَعْدَمَآ اَمَاتَنَا وَاِلَيْهِ النُّشُوْرُ
Alhamdu lillahil ladzii ahyaanaa ba'da maa amaa tanaa wa ilahin nusyuuru

Artinya : "Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami sesudah kami mati (membangunkan dari tidur) dan hanya kepada-Nya kami dikembalikan"

Doa Ketika Mendapat Mimpi Baik



اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ قَطْلَ الْحَاجَتِ
Alhamdulillahil ladzii qodzoo haajaati

Artinya: "Segala puji bagi Allah yang telah memberi hajatku"

Doa ketika mimpi buruk

اَللّٰهُمَّ إِنّىِ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ وَسَيِّئاَتِ اْلأَحْلاَمِ

Allaahumma innii a'uudzubika min 'amalisy syaithaani wa sayyiaatil ahlami


Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya aku mohon perlindungan kepada Engkau dari perbuatan setan dan dari mimpi-mimpi yang buruk"

Doa sebelum tidur



بِسْمِكَ اللّٰهُمَّ اَحْيَا وَاَمُوْتُ
Bismikallohumma ahya wa amuutu

Artinya: "Dengan menyebut nama-Mu ya Allah, aku hidup dan aku mati".

Doa ketika lupa membaca Doa


بِسْمِ اللهِ فِىِ أَوَّلِهِ وَآخِرِهِ
Bismillaahi fii awwalihi wa aakhirihi

Artinya: "Dengan menyebut nama Allah pada awal dan akhirnya"

Doa sesudah minum

اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِىْ جَعَلَهُ عَذْبًا فُرَاتًا بِرَحْمَتِهِ وَلَمْ يَجْعَلْهُ مِلْحًا اُجَاجًا بِذُنُوْبِنَا
Alhamdu lillaahil ladzi ja'alahuu 'adzbam furootam birohmatihii wa lamyaj'alhu milhan ujaajam bidzunuubinaa

Artinya: "Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan air ini (minuman) segar dan menggiatkan dengan rahmat-Nya dan tidak menjadikan air ini (minuman) asin lagi pahit karena dosa-dosa kami"

Doa sesudah makan

اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِىْ اَطْعَمَنَا وَسَقَانَا وَجَعَلَنَا مُسْلِمِيْنَ
Alhamdu lillaahil ladzii ath'amanaa wa saqoonaa wa ja'alnaa muslimiin

Artinya: "Segala puji bagi Allah yang telah memberi makan kami dan minuman kami, serta menjadikan kami sebagai orang-orang islam"

Doa sebelum makan

اَللّٰهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْمَا رَزَقْتَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Alloohumma barik lanaa fiimaa razatanaa waqinaa 'adzaa bannar

Artinya: "Ya Allah, berkahilah kami dalam rezeki yang telah Engkau berikan kepada kami dan peliharalah kami dari siksa api neraka"

ANTARA News - Nasional - Pendidikan

ANTARA News - Berita Terkini