PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pada saat ini Islam sedang menghadapi tantangan dari
kehidupan dunia dan budaya modern. Studi keislaman menjadi sangat urgen. Studi
Islam dituntut untuk membuka diri terhadap masuknya dan digunakan pendekatan – pendekatan
yang bersifat objektif dan rasional.
Pendekatan yang diterapkan dalam mempelajari suatu masalah
amatlah penting untuk mengetahui derajat keilmuan studi yang dihasilkannya
dalam hal ini tidak terkecuali masalah Studi Islam.
Berbagai pendekatan tersebut meliputi pendekatan teologis
normatif, antropologis, sosiologis, psikologis, historis, kebudayaan, dan
pendekatan filosofis. Adapun yang dimaksud dengan pendekatan disini adalah cara
pandang atau paradigma yang terdapat dalam suatu bidang ilmu yang selanjutnya
digunakan dalam memahami agama.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang Masalah tersebut perlu kiranya
kami merumuskan masalah sebagai pijakan untuk terfokusnya kajian makalah ini.
Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut :
1. Apa
Pengertian Pendekatan dan Studi Islam itu ?
2. Apa
Sajakah Macam – macam Pendekatan Dalam Studi Islam ?
C. Metode Pemecahan Masalah
Metode pemecahan masalah yang kami lakukan melalui studi
literatur (metode kajian pustaka) yaitu dengan menggunakan beberapa referensi
buku atau dari referensi lainnya yang merujuk pada permasalahan yang kami
bahas. Langkah – langkah pemecahan masalahnya dimulai dengan menentukan masalah
yang akan dibahas dengan melakukan perumusan masalah, melakukan langkah –
langkah pengkajian masalah, penentuan tujuan dan sasaran, perumusan jawaban
permasalahan dari berbagai sumber, dan penyintesisan serta pengorganisasian
jawaban permasalahan.
D. Sistematika Penulisan Makalah
Makalah ini kami tulis ke dalam 3 bagian, meliputi :
Bab I, bagian pendahuluan yang terdiri dari : pendahuluan
(latar belakang masalah), perumusan masalah, metode pemecahan masalah, dan
sistematika penulisan makalah.
Bab II, bagian pembahasan yang membahas tentang masalah –
masalah yang terdapat pada rumusan masalah.
Bab III, bagian penutup bagian yang terdiri dari simpulan
dan saran – saran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendekatan Studi Islam
Pendekatan adalah suatu cara kerja untuk memudahkan
pendidik/warga belajar agar peserta didik atau warga belajar ingin belajar
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Pendekatan adalah cara pandang atau paradigma yang terdapat
dalam suatu bidang ilmu yang selanjutnya digunakan dalam memahami
agama (Uicha, 2011).
Pendekatan studi Islam adalah suatu cara kerja untuk
memudahkan seseorang mengetahui dan mendalami Islam secara luas dan menyeluruh
agar tidak muncul pola fikir yang dangkal.
B. Beberapa Pendekatan Studi
Islam
Adapun pendekatan studi Islam, antara lain:
1. Pendekatan normatif
Normatif adalah peraturan yang mengatur tentang baik
buruknya perbuatan berdasarkan norma yang berlaku.
Norma adalah aturan yang berlaku di kehidupan bermasyarakat
yang bertujuan untuk mencapai kehidupan masyarakat yang aman, tertib dan
sentosa. Menurut Lubis (2011) Pendekatan normatif adalah sebuah pendekatan
yang lebih menekankan aspek norma-norma dalam ajaran Islam sebagaimana terdapat
dalam Alqur’an dan Sunnah.
Pendekatan normatif diklasifikasikan menjadi tiga:
a. Missionaris
tradisional
Yaitu pendekatan yang bertujuan merubah suatu masyarakat
agar masuk agama tertentu diserta penyakinan akan pentingnya peradaban
missionaris, seperti yang dilakukan oleh Belanda dengan menjajah Indonesia,
mereka tidak hanya meyakinkan betapa kuatnya perabadaban yang mereka miliki,
tetapi juga menyebarkan agamanya yaitu Agama Kristen.
b. Apologetik
Pendekatan yang bertujuan untuk menguatkan keimanan suatu
kaum yang terlindas arus modernitas agar bangkit dan percaya diri dengan
identitas keislamannya.
c. Irenic
Pendekatan yang dilakukan untuk menyatukan non muslim yang
berorientasi negatif tentang orang muslim, dengan Muslim yang berorientasi
menyimpang. Supaya tercapai perdamaian bangsa dan hilangnya prasangka,
perlawanan dan saling menghina.
2. Pendekatan
Antropologis
Antropologi berasal dari Bahasa
Yunani ”anthropos” artinya manusia/orang, dan ”logos”yang
berarti wacana.
Menurut ilmutuhan.com (2011), antropolgi adalah
ilmu yang membahas tentang manusia, khususnya tentang asal usul, aneka warna,
bentuk fisik, adat istiadat dan kepercayaan masa lampau.
Antropologis adalah adalah ilmu yang mempelajari tentang
segala aspek dari manusia terdiri dari aspek fisik dan non fisik dan berbagai
pengetahuan tentang kehidupan lainnya yang bermanfaat.
Pendekatan antropologis adalah salah satu upaya memahami
agama dengan cara melihat praktik keagamaan yang tumbuh dan berkembang dalam
masyarakat.
Kajian antropologi dibagi empat, yaitu:
a. Intelektualisme, yaitu mempelajari
agama dari sudut pandang intelektual yang mencoba melihat definisi agama dalam
setiap masyarakat, kemudian melihat perkembangannya (religius development)
dalam suatu masyarakat. E.B. Taylor mengemukakan bahwa agama sebagai
kepercayaan terhadap adanya kekuatan supernatural.
b. Strukturalis
c. Fungsionalis
d. Simbolis
Ketiga teori ini dikembangkan Emile Durkheim, mengilhami
banyak orang dalam melihat agama dari sisi yang sangat sederhana sekaligus
menggabungkannya secara struktur.
Objek antropologi agama ada empat, yaitu:
a.Modus pemikiran primitif,
b.Komunikasi, seperti simbol dan mite,
c.Teori dan praktik keagamaan,
d.Praktik ritual sampingan seperti magic.
Sedangkan aliran antropologi agama terdiri dari:
a. Aliran fungsional
Penelitian Brosnilaw Kacper Malinowski bertujuan mengetahui titik
pandang pemikiran masayarakat sederhana dan hubungannya dengan kehidupan serta
mengatakan pandangan-pandangan mereka tentang dunia.
b.Aliran historis
EE Evans Pritchard dalam penelitiannya mengatkan bahwa
aliran historis adalah membandingkan struktur masyarakat dan kebudayaan yang
berbeda.
c. Aliran struktural
Claude Levi Strauss mengemukakan bahwa bahasa dan mite
menggambaerkan kaitan antara alam dengan budaya dan hubungan antara alam dan
budaya itu ditemukan hukum-hukum pemikiran masyarakat yang diteliti.
3. Pendekatan Sosiologis
Sosiologi berasal dari Bahasa
Latin ”socius” artinya teman/kawan, dan ”logos” yang
artinya ilmu pengetahuan. Sosiologi juga dikenal sebagai ilmu pengetahuan
tentang masyarakat.
Menurut Bapak Sosiologi Indonesia yaitu Selo Soemardjan dan
Soelaiman Soemardi, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari strukrtur sosial dan
proses-proses sosial termasuk perubahan sosial.
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari fakta-fakta sosial
yakni mengandung cara-cara bertindak, berfikir, berperasaan yang berada di luar
individu (Durkheim, 1970).
Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang membatasi diri
terhadap persoalan penilaian (Soekarno, 2006).
Pendekatan sosiologi adalah salah satu upaya memahami agama
dengan cara meningkatkan kemampuan manusia untuk menyesuaikan diri atau
beradaptasi dengan lingkungan sosialnya agar pola fikir berkembang dan akan
mengalami evolusi yang menyebabkan perubahan sosial masyarakat baru dan akan
tercipta tingkat integrasi lebih besar.
Agama lebih memperhatikan bidang sosial (Rahmat, 2006), hal
ini dapat kita lihat jelas di dalam Al Quran dan Hadist bahawa perbandingan
ayat ibadah dengan muamalah (masalah sosial) adalah 1:100, dan sholat berjamaah
lebih baik dari pada sendiri (1:27).
4.Pendekatan Teologis
Teologi merupakan cabang filsafat yang mempelajari
pengetahuan tentang hakekat Tuhan serta keberadaanya.
Teologi berasal dari Bahasa Yunani, ”Theos” yang
berarti Allah (Tuhan) dan ”logis” yang artinya ilmu. Teologi adalah
ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan keyakinan beragama
atau ilmu yang mempelajari tentang Tuhan.
Teologi adalah pembahasan materi tentang eksistensi Tuhan
dan tuhan-tuhan dalam dalam sebuah konsep nilai-nilai ketuhanan yang
terkontruksi dengan baik sehingga pada akhirnya menjadi sebuah agama/aliran
kepercayaan.
Pendekatan teologis dibagi menjadi tiga:
a. Teologi
Normatif/Apologis
Pendekatan Teologi Normatif adalah sebuah upaya memahami
agama dengan menggunakan kerangka ilmu ketuhanan yang menimbulkan keyakinan
bahwa agama yang dianutnya dianggap paling benar dibandingkan yang lain.
b. Teologi Dialogis
Pendekatan Teologi Dialogis adalah mengkaji agama tertentu
dengan menggunakan perspektif agama lain. Teologi ini bertolak dari perspektif
teologi kristen. Bahkan banyak digunakan orientalis dalam mengkaji Islam.
c. Teologi
Konvergensi
Pendekatan Teologi Konvergensi adalah metode pendekatan
terhadap agama dengan melihat unsur-unsur persamaan dari masing-masing
agama/aliran, untuk mempersatukan unsur esensial dalam agama-agama sehingga
tidak nampak perbedaan yang esensial.
5. Pendekatan
fenomenologis
Fenomenologi adalah sebuah studi Islam dalam bidang filsafat
yang mempelajari manusia sebagai sebuah fenomena.
Pendekatan fenomenologi merupakan pendekatan agama dengan cara
membandingkan berbagai macam gejala dari bidang yang sama antara berbagai macam
agama (Dhavamony, 1995).
Tokoh fenomenologi adalah Edmund Hussert dan Alfred Schulta,
mereka mengungkapkan bahwa ”Diam merupakan tindakan untuk mengungkapkan
pengertian sesuatu yang sedang diteliti, dengan diam akan mengetahui perilaku
orang lebih lanjut”.
Tujuan fenomenologi:
a. Menginterprestasikan
suatu teks berkenaan dengan persoalan agama dengan setepat-tepatnya.
b. Merekonstruksi suatu
kompleks tempat suci kuno/menerangkan permasalahan suatu cerita dari mitos.
c. Memahami
struktur dan organisasi dari suatu kelompok masyarakat religius dengan
kehidupan sekitar.
6. Pendekatan filosofis
Kata filosofis berasal dari kata filsafat, dari Bahasa
Yunani yaitu ”pilos” yang artinya cinta kepada kebenaran, ilmu dan
hikmah.
Filsafat adalah berfikir secara mendalam, sistematik,
radikal dan universal dalam rangka mencari kebenaran, inti, hikmah atau hakikat
mengenai segala sesuatu yang ada (Galzaba, 1973).
Menurut Purwadarmita (1999), filsafat sebagai pengetahuan
dan penyelidikan dengan akal budi mengenal sebab-sebab, asas-asas hukum dsb
terhadap sesuatu yang ada di alam semesta ataupun mengenai kebenaran dan arti
adanya sesuatu.
Dari pendapat tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa
pendekatan filosofis (arti sematik) merupakan studi proses tentang kependidikan
yang didasari dengan nilai-nilai ajaran Islam menurut konsep cinta terhadap
kebenaran, ilmu dan hikmah yang bersumber dari Al Quran dan Hadist.
Pendekatan filosofis (arti praktis) adalah suatu pendekatan
yang penilaiannya berdasarkan akal (rasional). Ukuran benar dan salahnya
ditentukan dengan penilaian akal, apakah bisa diterima oleh akal atau tidak.
7. Pendekatan historis
(sejarah)
Historis adalah suatu ilmu yang membahas berbagai peristiwa
dengan menggunakan unsur-unsur tempat, waktu, objek, latar belakang dan
perilaku dari peristiwa tersebut.
Pendekatan historis adalah salah satu upaya memahami agama
dengan menumbuhkan perenungan untuk memperoleh hikmah dengan cara mempelajari
sejarah nilai-nilai Islam yang berisikan kisah dan perumpamaan.
Al Quran terdiri dari dua bagian yaitu tentang konsep-konsep
dan kisah sejarah perumpamaan. Dari sejarah perumpamaan inilah seseorang bisa
mengambil hikmah.
8. Pendekatan politis
Teori politik normatif adalah cara untuk membahas lembaga
sosial, khususnya berhubungan dengan kekuasaan publik, dan tentang hubungan
antar individu di dalam lembaga politik disebut juga sebagai moral/etika.
Perlawanan menghadapi penjajah merupakan pergerakan politik
Islam yang kemudian menjadi pembentukan negara Indonesia.
Pendekatan politis adalah salah satu upaya memahami agama
dengan cara menanamkan nilai-nilai agama pada lembaga sosial agar timbul
motivasi/keinginan untuk meraih kebahagiaan dan kesejahteraan serta perdamaian
pada masyarakat.
Pendekatan politis dibagi menjadi lima, yaitu:
a. Pendekatan
politis dekonfessionalisasi
Secara garis besar, untuk menyatukan perbedaan antara
kelompok dan memelihara hubungan politik bersama dalam sebuah negara, seluruh
identitas keyakinan simbol-simbol kelompok harus bisa ditinggalkan untuk
sementara waktu dalam rangka mencapai suatu kesatuan dan kebersamaan yang lebih
besar (Grms, 2008).
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa perdekatan
politis De konfessionalisasi adalah pendekatan/usaha dengan meningglakan
seluruh identitas keyakinan yang berupa simbol dalam sementara waktu untuk
menyatukan perbedaan antar kelompok dan memelihara hubungan politik besama
dalam sebuah negara agar tercapai suatu kesatuan dan keberdsamaan yang lebih
besar.
Pancasila sebagai ideologi yang digunakan Bangsa Indonesia
untuk menjadikan bernegara (Nieuwenhujze, 1958), dari situ bukan berarti Islam
kalah dengan pancasila tetapi di dalam pancasila tersimpan nilai-nilai Islam
yaitu keesaan Tuhan, demokrasi, keadilan sosial dan kemanusiaan.
b. Pendekatan politis
domestikasi Islam
Teori ini menggambarkan hebatnya Islam berkembang di
Indonesia tetapi lumpuh karena didominasi kekuatan lokal. Menurut Harry J. Benda
dalam Daniel Dokhada, berpandangan bahwa bangkitnya Mataram Islam sebenarnya
adalah kekuatan Hindu Jawa bukanlah Islam itu sendiri.
c. Pendekatan
politik skismatik aliran
Teori ini dikembangkan oleh Robert Jay dan Clifford Goerta.
Pendekatan skismatik memberikan gambaran tentang adanya realitas kelompok
aliran dalam kehidupan sosial, budaya dan politik serta agama dalam masyarakat
jawa (Yudiwah, 2011).
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa, kekuatan
diluar Islam yang senantiasa menyaingi bahkan menjinakan yaitu kelompok abangan
dan priayi.
d. Pendekatan politik
trikotomi
Pendekatan ini dikembangkan Allan Samson dalam aliran ini
menjelaskan karakteristik Islam tidak dapat dilihat secara tanggal seperti
santri yaitu mereka yang tetap mempertahankankan Islam sebagai baris dan norma
dalam berpolitiknya. Politik santri dibagi menjadi tiga, yaitu:
· Fundamentalis,
yaitu menetapkan agama dalam aspek kehidupan, termasuk bernegara.
· Reformis,
yaitu menempatkan secara rasional posisi Islam dalam kehidupan politik termasuk
membanguin relasi bagi penerapan kepentingan Islam.
· Akomodisionis,
yaitu kelompok santri yang lebih terbuka walau sepintas tidak sesuai dengan
prinsip-prinsip Islam.
Dari metode gerakan tersebut merupakan langkah terpenting
sebagai jalan berfikir/alat negosiasi dalam politik.
e. Pendekatan
politik kultural/diversifikasi
Menurut Emmerson (1987), Islam dalam skala kebudayaan
memiliki kemenangan yang hebat di Indonesia. Teori ini mengarahkan kembali
energi politik umat Islam ke dalam kegiatan non politik. Islam kultural akan
memunculkan Islam yang lebih simpatik dan subtantif (Grms, 2008).
Dari penjelasan di atas tersebut dapat diambil kesimpulan
bahwa kultural menjelaskan islam sebagai kekuatan budaya yang berhasil dalam
menakhlukan kekuatan politik.
9. Pendekatan Psikologi
Psikologi berasal dari Bahasa Yunani ”psych” yang
berarti jiwa dan ”logis” yang berarti ilmu. Psikologi adalah ilmu
yang mempelajari jiwa(Wundt, 1879). Pendekatan psikologi adalah paradigma
cara pandang memahami agama dengan mempelajari jiwa seseorang dengan cara
melihat gejala perilaku yang dapaat diamati. Dalam Islam banyak sekali
pengambaran batin. Seperti iman, taqwa kepada Allah. Perilaku seseorang dapat
dilihat dari sesuatu yang dia yakini.
Dengan psikologi, akan diketahui tingkat keagamaan yang
dihayati, dipahami dan diamalkan serta sebagai alat untuk memasukkan agama ke
dalam jiwa seseorang.
10. Pendekatan interdisipliner
Pendekatan interdisipliner adalah adalah kajian dengan
menggunakan sejumlah pendekatan sejumlah pendekatan/sudut pandang dalam studi,
misalnya menggunakan pendekatan sosiologis, historis dan normatis secara
bersamaan (Uicha, 2011).
Dari pendapat tersebut, pendekatan interdisipliner adalah
upaya dalam memahami Islam dengan menggunakan sejumlah sudut pandang pendekatan
karena dalam teori interdisipliner sangat penting dibanding hanya satu
pendekatan saja.
Contoh interdisipliner adalah seperti aborsi, perlu dilacak
nash Al Quran dan Sunnah Nabi tentang larangan pembunuhan anak, dan tahap
penciptaan manusia dihubungkan teori embriologi.
Dari pendekatan interdisiplner akan memunculkan beberapa
pendekatan baru dengan catatan:
a. Perkembangan
ilmu pengetahuan
b. Adanya penekanan
terhadap bidang pendekatan tertentu, dimaksudkan agar mampu memahami ajaran
Islam lebih lengkap.
Dengan pendekatan interdisipliner akan memunculkan beberapa
pendekatan studi Islam yang lain, sebagian besar dipengaruhi studi kawasan.
Misalnya:
· Sastra
Islam dan arkeologi
· Linguistik
(bahasa)
· Sastra
(literature)
· Ekonomi
· Ilmiah
· Doktriner
· Filologi
(cinta terhadap kata-kata)
· Semiotika
(makna benda/lambang)
· Mistis
· Dll
Perkembangan Pendekatan dalam memahami Islam adalah suatu
yang wajar. Sebab bila tidak, agama tidak akan mendapatkan perhatian.
C. Analisis
Dari sepenggal pembahasan di atas, dapat kita ketahui begitu
pentinggnya pendekatan dalam metodologi studi Islam melalui beberapa
aspek-aspek, metode-metode, yang mampu berkembang dalam kemajuan ilmu
pengetahuan pada zaman modern. Dalam hal ini umat islam harus bisa melakukan
gerakan pemikiran untuk mengantisipasi perkembangan dan kemajuan studi Islam.
Di sinilah pentingnya menggali ajaran Islam untuk mewujudkan
suatu kedamaian, dan kesejahteraan suatu masyarakat dalam berbangsa, dan
bernegara.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendekatan Metodologi Studi Islam adalah cara pandang
atau paradigma yang terdapat dalam suatu bidang ilmu yang selanjutnya digunakan
dalam memahami agama. Dalam hal ini adalah agama Islam. Islam dapat dilihat
dalam beberapa aspek yang sesuai dengan cara pandangnya.
Adapun pendekatan studi Islam, antara lain:
1. Pendekatan normatif
adalah sebuah pendekatan yang lebih menekankan aspek norma-norma dalam
ajaran Islam sebagaimana terdapat dalam Alqur’an dan Sunnah.
2. Pendekatan
antropologis adalah salah satu upaya memahami agama dengan cara melihat praktik
keagamaan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat.
3. Pendekatan sosiologi
adalah salah satu upaya memahami agama dengan cara meningkatkan kemampuan
manusia untuk menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan lingkungan sosialnya
agar pola fikir berkembang dan akan mengalami evolusi yang menyebabkan perubahan
sosial masyarakat baru dan akan tercipta tingkat integrasi lebih besar.
4. Pendekatan
fenomenologi merupakan pendekatan agama dengan cara membandingkan berbagai
macam gaya dari bidang yang sama antara berbagai macam agama
5. Pendekatan teologis
adalah sebuah upaya memahami agama dengan menggunakan kerangka ilmu ketuhanan
yang menimbulkan keyakinan agama dianggap paling benar dibandingkan yang lain.
6. Pendekatan
fenomenologi merupakan pendekatan agama dengan cara membandingkan berbagai
macam gejala dari bidang yang sama antara berbagai macam agama
7. Pendekatan filosofis
merupakan studi proses tentang kependidikan yang didasari nilai-nilai filosofis
yang bersumber dari Al Quran dan Hadist.
8. Pendekatan politis
adalah salah satu upaya memahami agama dengan cara menanamkan nilai-nilai agama
pada lembaga sosial agar timbul motivasi/keinginan untuk meraih kebahagiaan dan
kesejahteraan serta perdamaian pada masyarakat.
9. Pendekatan psikologi
adalah paradigma cara pandang memmahami agama dengan mempelajari jiwa seseorang
dengan cara melihat gejala perilaku yang dapaat diamati. Dalam Islam banyak
sekali pengambaran batin.
10. Pendekatan interdisipliner adalah upaya dalam
memahami Islam dengan menggunakan sejumlah sudut pandang pendekatan.
B. Saran
Demikian makalah yang berjudul “Beberapa Pendekatan
Studi Islam” Penulis buat. Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini
banyak kekurangan. Maka, kritik dan saran konstruktif penulis harapkan demi
terciptanya makalah yang lebih baik. Semoga makalah ini menjadi motivator dan
inspirator bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Cfis.uii.ac.id/blogsection/00/87
Dhavamony, Maria Susai. 1995. Fenomenologi
Agama. Yogjakarta: Kanisius.
Durkheim, Emile. 1970. Suatu Studi, Teori, Aplikasi Sosiologi
Pendidikan. Jakarta: Erlangga.
Galzaba. 1973. Sistematika Filsafat. Jakarta: Bulan
Bintang
Grms.multiply.com/journal/item/19
Ilmutuhan.blogspot.com/2011/03/pendekatan-studi-islam-perspektif.html